Anak Usia Emas, Ayah Ibu Cerdas

Pembelajaran Sepanjang Hayat untuk Orang Tua Tulisan ini merupakan bagian dari Call for Paper Policy Forum on Education 2024 dan telah terpilih untuk dipresentasikan dalam Endgame Goes to Campus 2024 di Universitas Diponegoro

EARLY CHILDHOOD EDUCATIONADULT LEARNING

4/30/2025

Abstract

Pemerintah Indonesia berencana menerapkan wajib belajar 13 tahun, termasuk PAUD, untuk meningkatkan kompetensi dasar anak-anak Indonesia. Penelitian ini menyelidiki dampak kuantitatif PAUD terhadap perkembangan kognitif anak-anak di Jawa usia 7–14 tahun menggunakan metode Instrumental Variable Two-Stage Least Squares (IV 2SLS). Hasil menunjukkan korelasi kuat antara kehadiran di PAUD dengan kemampuan kognitif saat masuk SD, sebesar 8,3%.

Terdapat hubungan kausalitas yang signifikan sebesar 41,2% untuk anak laki-laki, namun tidak untuk anak perempuan, baik di daerah urban maupun rural. Temuan menarik menunjukkan pengaruh signifikan tingkat pendidikan orang tua. Pendidikan ibu setingkat SD menurunkan kemampuan kognitif anak 8,13–13,5%, sementara pendidikan ayah tingkat menengah meningkatkannya 9,9–10,9%. Peningkatan mencapai 20–24,7% jika ayah bergelar doktor, khususnya untuk anak laki-laki di daerah urban.

Berdasarkan temuan ini, direkomendasikan implementasi Program “Ayah Ibu Cerdas” sebagai kebijakan pendukung PAUD. Program ini melibatkan kolaborasi lintas direktorat untuk memberikan pelatihan komprehensif, modul pembelajaran, dan pembentukan komunitas bagi orang tua. Tujuannya meningkatkan pemahaman dan keterampilan orang tua dalam mendukung perkembangan kognitif anak, terutama mengingat pengaruh signifikan tingkat pendidikan orang tua. Diharapkan program ini dapat memperkuat dampak positif PAUD dan pendidikan orang tua terhadap perkembangan kognitif anak, mendukung upaya pemerintah meningkatkan kompetensi dasar anak-anak Indonesia.

Kata Kunci: Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Perkembangan Kognitif, Keterlibatan Orang Tua, Pembelajaran Sepanjang Hayat

Authors
Main Contact